Sabtu, 26 Juli 2014

Published 03.49 by with 0 comment

TERAPI PERDARAHAN


PENATALAKSANAAN

1.Terapi Suportif 
-Melakukan pencegahan baik menghindari luka/benturan
-Untuk mengatasi perdarahan akut yang terjadi maka dilakukan tindakan pertama seperti rest,ice,compressio,elevation (RICE)
REST
Istirahat! Saat ada trauma, area letak trauma disarankan untuk diistirahatkan, karena itulah kuncinya. Kebanyakan orang meremehkan kekuatan istirahat dalam proses penyembuhan. Padahal tanpa istirahat, trauma baik itu ‘ketarik’ atau ‘keseleo’ akan berlanjut dan

 meningkatkan proses inflamasi atau radang, memperlama rasa sakit yang muncul, mengakibatkan trauma semakin parah, serta meningkatkan resiko penyembuhan yang abnormal atau inflamasi kronis. Istirahat secara medis akan menurunkan kebutuhan metabolik dari jaringan yang cedera dan akan meningkatkan aliran darah, serta juga dibutuhkan untuk mencegah tekanan dan ketegangan lebih lanjut pada area trauma yang mana ini akan sangat membantu dalam proses penyembuhan. Contohnya, setelah anda mendapatkan cedera otot, tulang, dan atau sendi pada kaki, sebaiknya anda tidak terlalu banyak jalan atau melakukan hal-hal yang memberikan beban dan tekanan berlebih pada kaki anda. Anda sebaiknya mengistirahatkannya lebih lama sebelum benar-benar kembali ke aktivitas sehari-hari. Istirahat yang baik setidaknya satu sampai dua hari.
ICE
Es dibutuhkan untuk tindakan RICE ini, kenapa? Karena tauma akan merusak jaringan lunak dan dapat membuat area cedera kehilangan darah, selanjutnya akan membuat aliran darah ke tempat trauma meningkat dan akan terjadi regulasi panas disana. Disinilah es dibutuhkan, fungsinya sendiri untuk meringankan bengkak dan proses inflamasi dengan menurunkan suhu pada jaringan yang terkena pada area cedera, menurunkan kebutuhan metabolik area trauma, vasokonstriksi (menyempitkan) pembuluh darah, dan membatasi perdarahan yang terjadi. Es juga dapat meringankan rasa sakit dengan meningkatkan ketahanan pada ujung syaraf akan rasa sakit sehingga hal ini bisa dimanfaatkan untuk efek analgesik (anti nyeri).
Metode yang paling pas adalah menggunakan es selama 20 menit untuk setiap jam. Rekomendasi lain juga menyebutkan jarak antara ‘es’ dan ‘tanpa es’ adalah 15-20 menit selama 24-48 jam, dan bisa sampai 72 jam. Sebagai contoh letakkan es 15-20 menit pada trauma, lalu angkat es selama 15-20 menit agar trauma menjadi hangat kembali dan kembali ke suhu ruangan seperti normalnya, dan hal ini dapat diulangi terus. Menurut penelitian, sebaiknya penggunaan es tidak lebih dari setengah jam, dan apabila trauma terletak pada bagian organ yang sedikit jaringan lemak atau otot dibawah kulitnya, contohnya seperti tulang kering, gunakan es selama 10 menit maksimal. Untuk mencegah terjadinya iskemia (berkurangnya aliran darah), sangat disarankan es tidak kontak langsung dengan kulit, hal ini bisa diatas dengan menyelimuti es dengan handuk atau bahan lainnya terlebih dahulu sebelum digunakan pada bagian trauma. Tak ada kayu, rotan pun jadi. Jika ternyata anda tidak memiliki es, anda bisa menggunakan sekantung sayur-sayuran seperti wortel, kacang polong, dan jagung beku yang anda simpan di lemari es. Bahkan anda bisa menggunakan botol berisi air dingin jika semuanya tidak tersedia. Tujuannya sendiri adalah meletakkan benda yang dingin disekitar area cedera.
COMPRESSION
Kompresi yang diarahkan pada bagian yang trauma bertujuan untuk mengurangi bengkak (edema) hasil dari proses inflamasi atau radang, karena pada proses ini akan terjadi eksudasi atau merembesnya cairan dari kapiler yang terluka dan rusak oleh cedera ke jaringan yang ada di sekitar daerah trauma. Mengontrol jumlah eksudat hasil radang akan membantu untuk menjaga tekanan osmotik dalam pembuluh darah agar tidak ada rembesan cairan dari kapiler. Bagaimanapun juga bengkak kemungkinan besar akan muncul pada trauma, sulit untuk dihindari tapi yang pasti bisa diminimalisir, karena bengkak yang berlebih pada tempat trauma pada akhirnya akan mengakibatkan hilangnya fungsi dari organ, rasa nyeri yang berlebih, dan aliran darah yang terhambat karena jaringan sekitar yang menekan pembuluh darah. Oleh karena itu dibutuhkan balutan untuk mengembalikan bentuk normal dari jaringan tanpa memberikan tekanan yang berlebihan yang dapat membuat bengkak semakin parah, oleh karena itu dibutuhkan balutan yang elastis untuk edema yang muncul. Balutan yang tidak elastis akan mengakibatkan pembuluh darah semakin tertekan, sehingga area trauma dan sekitarnya tidak mendapatkan suplai darah yang dibutuhkan karena terhambat oleh penekanan berlebih yang diberikan oleh kompresi, dan mengakibatkan terjadinya iskemia (penurunan suplai oksigen terhadap suatu jaringan atau organ tertentu). Balutan yang dibutuhkan adalah balutan yang masih dapat membuat organ tetap dapat bergerak bebas, namun masih dapat meregang saat otot berkontraksi dan terisi dengan darah.
ELEVATION
Elevasi yang dilakukan pada organ adalah cara lain untuk meringankan bengkak yang muncul dengan menggunakan gaya gravitasi, proses ini akan meningkatkan dan melancarkan aliran darah balik ke jantung. Elevasi pada area yang cedera akan menurunkan tekanan berlebih pada pembuluh darah lokal sekitar area cedera dan membantu mengontrol perdarahan. Elevasi juga berguna untuk drainase eksudat radang lewat pembuluh limfa, menurunkan dan membatasi bengkak, dan mencegah terjadinya komplikasi lanjutan. Jika memungkinkan, elevasikan tempat cedera diatas level jantung anda, jika tidak bisa setidaknya letakkan paralel atau sejajar dengan permukaan datar.

-Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan proses inflamasi pada sinovitis akut yang terjadi setelahserangan akut hemartrosis.

2. Terapi Pengganti Faktor Pembekuan

-kriopresipitat AHF. Diberikan apabila konsentrat FVIII tidak ditemukan. Kriopresipitat adalah komponen darah non seluler yang merupakan konsentrat plasma tertentu yang mengandung F VIII, fibrinogen,faktor von willebrand.

-Desmopresin merupakan hormon sintetik anti dieuritik yang merangsang peningkatan kadar aktivitas FVIII didalam plasma sampai 4X.

-Antifibrinolitik. Digunakan pada pasien hemofili B untuk menstabilisasikan bekuan/fibrin dengan cara menghambat proses fibrinolisis
      edit

0 komentar:

Posting Komentar