Minggu, 22 Juni 2014

Published 06.00 by with 0 comment

SISTEM IMUN

SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Sistem pertahanan tubuh merupakan suatu system yang bekerja sama guna memerangi factor yang berasal dari lingkungan atau dari dalam tubuh sendiri.
Fungsi:
  1.  Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit;
     menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme  atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
  2. Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal,termutasi,atau ganas serta menghancurkannya.
  3. Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua

1.       PERTAHANAN FISIK
  Air mata
   Kelenjar lakrimal mensekresi air mata, yang melarutkan dan mencuci mikroorganisme dan bahan kimia penyebab iritasi mata.
  Sebum ( minyak )
    Sebum disekresikan oleh kelenjar sebaceous, mengandung asam lemak yang memiliki aksi antimikrobial
  Mukus
    Mukus merupakan cairan lendir dan lengket yang terdapat di saluran pernapasan sehingga dapat memerangkap patogen yang berasal dari udara.
2.       PERTAHANAN MEKANIK
Bakteri dan partikel yang terperangkap di mukus akan di sapu keluar dari paru-paru oleh silia. Silia merupakan rambut-rambut halus yang memiliki gerakan seperti gelombang

3.       PERTAHANAN KIMIA

CONTOH
  Enzim lisozim yang berperan mengkatalis hidrolisis molekul dinding del bakteri. Selain lisozim, keringat juga mengandung laktat yang berfungsi memperlambat pertumbuhan bakteri.
  Asam hidroklorik yang terdapat pada cairan lambung berfungsi membunuh sebagian besar mikroorganisme yang masuk ke lambung.
  Vagina mengandung bakteri tidak berbahaya yang mengubah bakteri menjadi laktat

4.       PERTAHANAN BIOLOGIS
Terdapat bakteri alami tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa yang menghambat pertumbuhan banyak bakteri patogen.

PERTAHANAN TUBUH OLEH SEL DARAH PUTIH
Sel darah putih terdiri dari neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit.
  Neutrofil memiliki fungsi fagositosis, yaitu menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati.
  Eosinofil memiliki peranan dalam reaksi alergi.
  Basofil dapat melepaskan senyawa kimia seperti histamin yang menyebabkan reaksi inflamasi(pembengkakan)
  Monosit akan berkembang menjadi makrofag yang berfungsi sebagai fagositosis.
  Limfosit terdiri dari 2 yaitu:
1.       Limfosit B, berperan dalam imunitas yang diperantarai antibodi)
2.       Limfosit T, berperan dalam imunitas yang diperantarai sel
Respons Imun
        Respon imun ialah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk memberi respon terhadap masuknya patogen atau antigen tertentu kedalam tubuh.
Tahap:
  Deteksi & mengenali benda asing
  Komunikasi dg sel lain untuk berespons
  Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
  Destruksi atau supresi penginvasi
A.      Respons Imun Non- Spesifik
  1. Inflamasi (pembengkakan jaringan) merupakan reaksi cepat terhadap kerusakan jaringan. Inflamasi berguna untuk mencegah mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses penyembuhan. Inflamasi juga memberikan informasi pada komponen sistem imun lain tentang adanya infeksi.

  1. Fagositosis
        Proses fagositosis meliputisel darah putih menelan patogen, membawanya kedalam vakuola yang ada di sitoplasma sel tersebut, lalu mencernanya dengan enzim litik.
Tahap Inflamasi
  1. Masuknya bakteri ke dalam jaringan
  2. Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi ®meningkatkan aliran darah (RUBOR/kemerahan & CALOR/panas)
  3. Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap protein meningkat ® difusi protein & filtrasi air ke interstisial (TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri)
  4. Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke interstisial
  5. Penghancuran bakteri di jaringan ® fagositosis (respons sistemik: demam)
Perbaikan jaringan.
PROSES FAGOSITOSIS
Proses fagositosis adalah sebagai berikut:
  Pengenalan (recognition), yaitu proses dimana mikroorganisme/partikel asing ‘terdeteksi’ oleh sel-sel fagosit.
  Pergerakan (chemotaxis); sel fagosit akan bergerak menuju partikel tersebut. karena bakteri/mikroorganisme mengeluarkan semacam zat chemo-attract seperti kemokin yang dapat ‘memikat’ sel hidup seperti fagosit untuk menghampirinya.
  Perlekatan (adhesion); setelah sel fagosit bergerak menuju partikel asing, partikel tersebut akan melekat dengan reseptor pada membran sel fagosit. Proses ini akan dipemudah apabila mikroorganisme tersebut berlekatan dengan mediator komplemen seperti opsonin yang dihasilkan komplemen C3b di dalam plasma (opsonisasi).
  Penelanan (ingestion); membran sel fagosit tersebut akan menyelubungi seluruh permukaan partikel asing dan menelannya ‘hidup-hidup’ ke dalam sitoplasma. Sekali telan, partikel tersebut akan masuk ke sitoplasma di dalam sebuah gelembung mirip vakuola yang disebut fagosom.
  Pencernaan (digestion); fagosom yang berisi partikel asing di dalam sitoplasma sel fagosit, dengan segera mengundang kedatangan lisosom. Lisosom yang berisi enzim-enzim penghancur seperti acid hydrolase dan peroksidase, berfusi dengna fagosom membentuk fagolisosom. Enzim-enzim tersebut mencerna seluruh permukaan partikel asing hingga hancur berkeping-keping.
  Pengeluaran (releasing); produk sisa partikel asing yang tidak dicerna akan dikeluarkan oleh sel fagosit.
B.      Respon Imun Spesifik
Respon imun spesifik terdiri dari dua sistem berbeda yang saling bekerja sama. Yaitu:
v   Imunitas yang diperantarai oleh antibodi
    antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B dan teraktivasi bila mengenali antigen yang terdapat pada permukaan sel patogen,dengan bantuan sel limfosit T.  Ada 3 jenis limfosit B
1.       Sel B plasma, mensekresikan antibodi ke sistem sirkulasi tubuh
2.       Sel B memori, untuk mengingat suatu antigen yang spesifik dan akan merespon dengan sangat cepat bila terjadi infeksi.
3.       Sel B pembelah, berfungsi untuk menghasilkan lebih banyak lagi sel-sel limfosit B.
Aksi antibodi terhadap antigen adalah sebagai berikut:
Ø  Menyebabkan antigen saling melekat (aglutinasi)
Ø  Menstimulasi fagositosis oleh neutrofil
Ø  Berperan sebagai antitoksin dan menyebabkan pengendapan toksin bakteri
Mencegah bakteri patogen melekat pada memran sel tubuh
Ketika  suatu patogen menyerang tubuh untuk pertama kalinya, antigen akan mengaktivasi satu sel B, dan membelah membentuk klon (sel baru).  Klon mensekresikan antibodi yang spesifik terhadap patogen.
    Setelah infeksi berakhir , sel B yang mensekresi antibodi akan mati yang disebut respon imun primer. Tetapi, sel B yang mengingat akan tetap hidup, jika patogen yang sama berusaha menginfeksi kembali, sel B akan membelah dengan cepat dan menghasilkan sel-sel B aktif dalam jumlah yang lebih besar lagi, yang semuanya memiliki kemampuan mensekresi antibodi spesifik. Respon tersebut dinamakan respon imun Primer.

      edit

0 komentar:

Posting Komentar